Pages

Jumat, 12 Juni 2015

Hingga Akhir Zaman



Hingga Akhir Zaman
Oleh :Lesstari Chen

“Economic,conomical,economics.” Miss Sinambella guru bahasa inggrisku asyik sendiri memberikan contoh cara pengucapan lafal yang benar, yang terdengar menjadi terlalu berlebih-lebihan.
Seperti biasa aku dan Sisil sahabat dekatku plus teman sebangkuku hanya tercenggang melihat Miss Sinambella yang terlihat alay dalam pengucapan lafal dan intonasinya.
“Miss nya terlalu berlebihan kali.” Kataku pelan pada Sisil.
“Iya,masak bilang economic sampek teriak-teriak kayak orang kebakaran jenggot.”  Kata Sisil padaku sambil tetap focus memperhatikan Miss.
“Huaammmmm,,,iyyyyaaamm.” Jawabku sambil menahan udara yang ingin keluar dari mulutku.

“Teng...teng...teng...” terdengar teriakan lonceng memanggil-manggil Miss untuk berhenti melanjutkan pelajaran karena sudah waktunya pergantian mata pelajaran.

“Well, because the bell rang I end today's lesson,good afternoon all,bye the following day.
 “Do not forget next week we test pronunciation.” Itulah kata penutup yang disampaikan miss pada kelas ku.
“Oh My God...yang benar saja, minggu depan ujian pengucapan, bodoh Sil?” Kataku pada Sisil.
Sisil melirik ku dengan sinis.
“Kenapa matamu jadi kayak mata singa gitu melihatku.” Tanya ku pura-pura lugu pada Sisil sambil memasukkan buku bahasa Inggris dan mengambil buku  Matematika.
“kau bilang apa tadi?? bodohkan??” Sisil bertanya balik padaku.
“Mana ada.”  Jawabku berbohong…
“Kupingmu tu aja yang tungkian gak pernah dibeko pulanya, ya jadi gitulah,makanya sebelum berangkat sekolah ambil lidi,ambil kapas terus lidinya dibalut dengan kapas gunakan buat korek ” Jawabku
Sisil sangat tidak suka kalau dia dibilang bodoh, ya mingkin karena dia memang tidak bodoh dia termasuk juara kelas setelah aku.
aku mulai sibukmengocek bercerita ini itu pada Sisil
****
“Eh,..bu Napid kok belum masuk ya?” Sisil membalikkan arah duduknya kebelakang dan malah asyik cerita sama Anita,tidak mendengarkan ku dari tadi bicara dengannya
“Iissss….” Aku membatin kesal
“Ibu itu hari ini gak masuk dengar-dengar berita angin sih ibunya katanya ada urusan keluarga?” Jawab Anita.
“Hah.Angin bisa bawa berita ya? angin jenis apa itu? angin topan,angin puting beliung atau angin-anginan?” Tanya ku sambil tersenyum manis pada Anita dan mulai bergabung membalikkan posisi dudukku.
“Ntah..” Jawab Anita ketus padaku.
Anita teman sekelasku yang sangat...sangat  tidak suka melihatku. Ntah kenapa dia tidak suka melihatku, aku pun gak tau apa salah ku padanya, kadang terbesat dipikiranku kalau dia sebenarnya iri samaku karena aku juara 1 di kelas, dan terkadang prasangka burukku bicara karena dia tidak suka kalau aku terlalu dekat pada Sisil, karena setiap kami berbicara bertiga dia selalu berusaha membuat aku terlihat seperti sahabat yang bersikap buruk dan tidak cocok jadi teman dekat Sisil,tapi aku tidak pernah mempermasalahkan hal ini aku tetap saja suka mengajaknya bicara dan kadang mengajaknya bercanda walaupun candaku ditanggapi dengan wajah dan nada yang tidak senang.
Aku hanya beranggapan bahwa kebaikan ku kepada orang lain seperti pasir di pantai, yang sering terabaikan dan terlupakan. Namun percayalah, pantai berpasir selalu lebih indah.
 “Dasar.." Sisil mengacak-acak rambutku
“Kabar dari angin itu bukan berarti anginnya bisa bicara, itu cuma kata kiasan saja.” Sisil pura-pura menjelaskan padaku.Agar aku tidak terlalu sakit hati dengan sikap Anita.
Sisil orang yang paling paham aku, kami selalu saja berusaha menyemangati dan menutupi kekurangan kami satu sama lain,saling mengerti,saling memahami dan juga terkadang saling mengejek satu sama lain.

“Hmm….” Aku menghela napas sedikit sedih, mendengar jawaban Anita membuat semangatku buat bercanda turun drastis.
Aku membalikkan haluan posisi dudukku kearah semula dan mulai melipat rapi tanganku diatas meja kemudian menjatuhkan kepalaku keatas tanganku, inilah kebiasaan terbaikku didalam kelas kalau guru tidak ada,sedangkan Sisil masih bercerita bersama Anita.
“Hahahaha.” Terdengar tertawa bahagia Anita dan Sisil menghampiri teligaku yang sedari tadi cerita.
Ntahlah, mereka ntah cerita apa sehingga tertawa begitu bahagia.
“aku memang tidak pantas jadi sahabat Sisil, kelihatannya Sisil lebih cocok berteman lebih dekat sama Anita,mereka tidak pernah saling mengejek bahkan selalu cocok kalau bercerita. tidak seperti aku yang selalu mengejek Sisil, walaupun terkadang hal itu yang membuat persahabatan kita begitu indah.” Aku mulai berpikir untuk mengakhiri persahabatan kami.
Tidak terasa lonceng pulang berbunyi semua teman dikelasku sibuk bergegas menyiapkan buku mereka untuk segera pulang,begitu juga dengan Aku dan Sisil.
Aku mulai melangkahkan kakiku lebih cepat dari biasanya,sedangkan Sisil masih sibuk berbincang-bincang dengan Anita sambil berjalan menuju gerbang sekolah.
“Litaaa,,” Sisil memanggilku dengan sedikit teriak
Aku pura-pura tidak mendengarnya dan terus berjalan meninggalkan Sisil dan Anita.Hari ini pulang sekolah aku tidak seperti biasanya dengan Sisil yang selalu berjalan bersama,bahkan bergandengan tangan sampai gerbang sekolah dan berpisah dipersimpangan jalan.
“Aku harus berusaha menjauhi Sisil”. Aku membatin dalam hati. Aku merasa gak pantas buat jadi sahabat Sisil. Sisil baik dan sangat cocok kalau bersahabat dengan Anita.Sikap Sisil juga hari ini membuat keyakinan dalam hatiku bertambah kuat.

Malam haripun telah tiba, hari ini tidak ada satu pesan pun yang ku dapat dari Sisil. Biasa setiap sore maupun menjelang malam Sisil pasti mengirim pesan yang isinya menanyakan PR buat besok,tapi tidak untuk hari ini.
“Hmm…” Aku menghela napas dan meletakkan hp ku didalam saku baju,dan berjalan menghampiri adikku Ina yang sibuk membuat PR. Aku mulai mengusili adikku buat menghibur hatiku.
Yang ada bukannya mala tenang hatiku mulai merasa sedih ingat masa-masa bersama Sisil saat menegusili teman-teman dikelasku.Hatiku mulai bimbang dan binggung.
“Apakah aku benar-benar harus mengakhiri persahabatan kami?” Hati kecilku mulai ragu.

Selamat pagi cek ku..Hp ku berbunyi pertanda ada pesan masuk
.
Weyyyy,,,tadi kau jalan cepat kali kayak dikejar setan,dasar kurap kau ya,tinggalkan aku jalan sama Anita
Hehehehehe
Isi pesan dari Sisil.

Sorry ya Sil,tapi kayaknya aku udah malas berteman terlalu dekat samamu.Kita kayak bukan sahabat dekat yang baik.
Isi balasan pesan dariku buat Sisil

Hah??kenapa?
Balasan pesan dari Sisil

Udahlah,aku malas berteman dekat samamu,kau lebih bagus berteman dekat sama Anita ja ya.
Pesanku buat Sisil.

Hahahaha,sorry la cuyyy...tadi aku dekati dia karena aku mau liat pr mtk nya,kita kan gak pande buat pr mtk buat besok..hehehe,,
Pesan dari Sisil

Ooo…licik kau ya kurap….hahahaha
Pesan dariku buat Sisil

Ternyata aku hanya salah paham saja sama Sisil mulai dari sekarang aku berjanji gak akan ambil keputusan sendiri,aku harus lebih dulu membicarakannya sama Sisil.

Hahahaha
Balasan pesan dari Sisil

Jangan tertawa gak lucu,ku sate kau nanti.hahahaha
Balsan pesanku buat Sisil

Malam ini aku dan Sisil bercanda melalui sms,dan aku pun tertawa terbahak-bahak tiap baca smsm masuk darinya.
Malam semakin larut, tidak tau tepatnya pukul berapa aku pun tertidur dan mengakhiri pesan singkat ku buat Sisil.
Walaupun Persahabatan ku dan Sisil selalu diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah kami lakukan secara sengaja dengan tujuan kebencian
Dan aku juga sadar bahwa Persahabatan ku dan Sisil membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah persahabatan yang ku pupuk bersama Sisil karena itu aku tidak akan pernah lagi berpikir untuk mengakhiri persahabatanku dengan Sisil sampai akhir zaman.




Inspirator: Selly Chen

0 komentar:

Posting Komentar

 

Entri yang Diunggulkan

Pengembangan Pembelajaran Antropologi Melalui E-Learning

Materi : Penelitian Etnografi Proses pembelajaran dengan Kurikulum 2013 seyogya pesertadidik menjadi center dan guru sebagai fasilita...

Blogger news

About